Hello,,!!
Jam 4 lewat sedikit. Wah pagi bener ya..
Ya, saya abis saur bersama teman-teman kosan dalam rangka membayar hutang puasa plus pengiritan. Alnya pengeluaran sedang banyak-banyaknya (apalagi saya, dalam sehari dihajar harus ngeluarin uang jatah makan seminggu).
Dan sekarang saya memposting blog ini sambil menunggu adzan subuh.
Kenapa saya harus menulis sekarang ini??
Well, kita memang ga bisa pungkiri inspirasi menulis bisa datang kapan saja tanpa mengenal situasi dan kondisi. Ketika kita menemui suatu keadaan yang "pas" banget nongol deh tuh inspirasi.
Seperti sekarang, saya tertarik dengan ucapan salah satu teman kosan yg mengatakan "orang-orang jaman sekarang mah ga suka ma musik keras, sekarang tuh pada suka ma musik ya slow-slow,,". Dia ngomong gitu baru sekitar 10 menit yang lalu disaat anak-anak lagi pada nonton MTV di global yg kebetulan sedang menayangkan video band musik keras (tapi saya ndak tau apa nama band dan lagunya).
Kalo diliat-liat sih, mungkin ada benarnya juga ya. Industri musik di Indonesia jaman sekarang penuh banget sama band-band yang banyak ngelemparin tema lagu cinta mendayu-dayu ke masyarakat. Sebenernya saya sudah jenuh banget ya, apalagi kalo dengerin radio-radio lokal. Pasti yang diputer lagu-lagu band baru tersebut.
Jujur saya ga suka, jadi saya ga begitu tertarik untuk mendengarkan band-band tersebut.
Waktu jamannya band D'Masiv beken dengan lagu "cinta ini membunuhku" saya bener-bener muak banget ma lagu ini. Habis bagaimana yah, mereka itu cowok, mengaku anak band tapi lagunya kok sumpah cengeng abis. D'masiv sukses mulai banyak deh band-band yang lain yang punya tema sama. Cinta, patah hati, sakit hati, hati dan hati. (Yah, sebenernya sebelum D'masiv masih ada band-band lain sih, ini cuma sebagai perumpamaan aja)
Apalagi kalo denger band yang bermusik tapi ngikutin selera pasar. Beuh,,
Ya, mereka menjual hati mereka untuk uang. Berarti mereka bukan pemusik sejati dong ya, kreatifitasnya akan mandek kalo uangnya ga ada. Tapi tergantung orangnya juga sih ya,,
Nah, balik lagi ke pernyataan temen kosan saya ituh. Kalo menurut saya sih, banyaknya band-band yang terlalu ngikutin selera pasar membuat musik yang mereka buat pun ya harus sesuai pasar. Jadi musik yang hits di sini pun ya cuma musik yang itu-itu aja. Sedangkan musik-musik yang mempunyai genre musik berbeda seakan timbul tenggelam ya. Hal ini mungkin juga dikarenakan musik yang disajikan juga berbeda alias ga pasaran. Seperti jazz, rock, metal sampai ke dangdut. Musik-musik seperti inilah yang mempunyai penikmat tersendiri atau bahkan bisa disebut ekslusive (bener ga sih ni tulisannya??).
Saya juga salah satu penggemar dangdut. Bukan dangdut koplo atau apalah itu namanya. Tapi lagu dangdut sekelas penyanyi Iyeth Bustami, Rhoma Irama, Ira Swara dan yang terakhir Ridho Irama. Orang-orang seperti inilah yang membuat dangdut ga pasaran. Maksudnya mereka bisa membuat orang yang menikmati lagu dangdut ga merasa kampungan. Hehehe,,,
Lain ceritanya kalo dengerin dangdut yang ada teriakan+goyangan-goyang heboh+banting kepala+badan bergetar sampe nungging-nungingan segala. Waduh, pusing saya ngeliatnya. Bikin mabok, berasa kaya naik halilintar.
Tapi ya itu dia, banyak juga penyanyi dangdut yang seperti itu juga karena terlalu nurut sama selera pasar. Jadinya begitulah, Dangdut Pasaran.
Kok jadi ngomongin dangdut ya?! Tadi kan ngebahas band-band lokal. Yah, disambung-sambungin aja deh. Toh maksud postingan ini juga bukan untuk ngejudge band lokal. Tapi kreatifitas bermusik yang hanya bergantung pada selera pasar yang membuat saya mempunyai opini tersendiri buat para pemusik tersebut. Bahkan dipertanyakan pula, apa mereka pantas disebut musisi?? Tapi seperti biasa, jika muncul satu pertanyaan maka akan timbul pula pertanyaan lainnya seperti "memang musisi yang baik itu seperti apa sih??"
Nah loh,,!! Pertanyaannya kok jadi gitu?? Yah pasti banyaklah pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Tapi melihat industri musik yang kian ramai, saya sebagai penikmat musik dan sebagai warga negara indonesia cuma bisa bilang.
"MAJU TERUS MUSIK INDONESIA,,!!"
see ya sun,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar