Sabtu, Februari 28, 2009

Pikiran ngaco tentang PEMILU 2009 (dan saya itu GOLPUT loch,,)

Hola,,,,

huwaduh,,,udah hampir seminggu gw ga update blog. Hhmm,,,sebenernya dari kemaren udah banyak tuh ide yang ngumpul eh emang dasar gwnya yang males jadinya blog ini terbengkalai deh,,heuheu,,

***
Dari kemaren gw kerjaannya blogwalking ajah. Baca-baca blognya radit, sandi, ndoro kakung, bela, mpe christian sugiono. And barusan gw baca blognya wimar witoelar di perspektif.net. Gw tertarik banget ma tulisan dia yang tentang topeng, trus ada satu lagi tulisan yang ngebahas pemilu.

Menurut WW ga penting memilih presiden yang penting itu memilih caleg dan bla bla bla,,sisanya omongan berbau politik lainnya and gw rada pusing bacanya. Tapi yang bikin gw interest adalah kenapa caleg harus didahulukan ketimbang presiden?? Padahal menurut gw caleg-caleg tersebut malah orang-orang sotoy yang sok asik mau ikut-ikutan narsis dalam hal mengurus negara. Habis gw udah muak banget ngeliat baliho-baliho di sepanjang jalan yang isinya muka-muka orang yang tak taulah sapa itu.

Tapi setelah gw baca artikel itu and gw pikir-pikir lagi. Ternyata bener juga.

Adalah sangat penting buat para pemilih untuk memilih perwakilan yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Karena para caleg-caleg inilah yang akan menjadi penyambung lidah rakyat ke presiden. Bisa dibayangkan gimana nanti jadinya kalau para anggota legislatif yang terpilih ternyata bukanlah orang yang berkompeten. Yang terjadi pastilah tidak adanya sinkronisasi antara pemimpin, bawahan dan anggotanya. Dalam hal ini berarti rakyat yang akan dirugikan. Tapi kalo sampe salah milih berarti rakyat juga dong yang harusnya dipersalahkan?! Hoalah,,emang susah jadinya.

Ditambah lagi masyarakat awam yang sudah terlanjur terlena dengan janji-janji dan tentunya uang amplop. Bagi mereka calon yang baik adalah calon yang memberikan amplop tebal. Sedangkan kaum terpelajarnya sibuk berdebat tentang sistem pemerintahan, korupsi yang merajalela, berkoar-koar membela rakyat tapi kalo disumpal uang diem juga.

Bahkan juga ada beberapa orang (termasuk saya) yang sudah muak dengan pemilu dan memilih untuk golput alias golongan putih alias ga mau ngikut pemilu alias absen dari pesta demokrasi tersebut. Kenapa bisa begitu? Gw punya
alasan sendiri.

Bukan berarti gw ga perduli ma bangsa. Tapi dari pengalaman beberapakali nyoblos. Perubahan yang diharapkan tak banyak didapat. Bahkan terakhir kali gw nyoblos waktu pemilihin walikota tangerang gw mendapat intervensi dan pressure dari para sesepuh (bokap and para tetangga lainnya) untuk memilih salah satu calon. Bahkan salah satu tetangga gw bilang kalo gw milih calon tersebut jalanan komplek rumah gw bakal diperbagus tapi nggak tau kapan. Gw yang kekeh ga mau nyoblos malah dinasehatin panjang lebar. Akhirnya dengan sikap lapang dada gw pun pergi juga ke TPS setempat. Daftar ke petugas, ngambil surat pemilih dan nyoblos semua calon yang ada.
Hahaha,,,puas rasanya sudah menyalahgunakan aturan. Dan saat penghitungan suara ternyata calon yang dielu-elukan oleh bokap dan tetangga sayalah yang menang. Lalu jalanan dirumah saya masih begitu-begitu saja, belom banyak berubah.

Mengenai golput ini saya harus bagaimana yah?? di satu sisi ingin sekali untuk turut berpatisipasi demi kelanjutan Republik Indonesia kelak tapi disisi lain hati rasanya kecewa sekali dengan pengalaman pemilu sebelumnya yang hasil serta prosesnya sangat jauh dari demokrasi.

Terus bagaimana yah nasib negara ini kalo ternyata banyak orang yang mempunyai pemikiran seperti saya..?!

Tak taulah,,tak berani berangan-angan,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar