Minggu, Februari 07, 2010

Sepenggal Kenangan dengan Wan Anwar

TIGA PUISI WAN ANWAR
Moh. Wan Anwar
1.BEJALAN KE UTARA
berjalanlah lurus ke utara, di melintasi rimbun asam
dan masa silam, kau akan tahu darat dan laut seperti bibir sepasang kekasih saling memagut
seperti maut yang tiap waktu terus beringsut pulau-pulau kecil, tempat burung-burung hijrah dari musim ke musim, gemetar di kejauhan
sisa bakau merunduk muram, kawanan ikan mengenangkan pertemuan
seperti penduduk yang dihantam gelombang daratan berlayarlah dengan perahu kayu, menyisiri utara
mengendus panu para nelayan, kau akan bertemu kenyataan
sisa ikan busuk, ceceran solar, muatan kayu dari seberang daki dan kapal inspeksi yang asing berputar-putar sendirian berjalanlah terus ke utara, menyapa sunyi yang beranak di tambak
membayangkan pelabuhan kenangan masa silam 2005
***
2.PERTANYAAN DI STASIUN KERETA
jika timur itu hari depan, mengapa laju kereta kembali ke masa silam
bahwa stasiun ini peninggalan residen, tentu saja kami tahu
juga deret pohon asam, irigasi, dan gedung-gedung pemerintahan begitulah, bukankah tuan-tuan hanya sanggup membangun mall jurang antara cahaya lampu kristal dan temaram perkampungan
kami hamba tuan-tuan, sudah lama bosan dalam penantian tuan-tuan mengobral janji, mengganggu tidur dan mimpi kami
maka kini izinkan kami bertanya, peti-peti yang siang malam diangkut kereta
milik siapa? kemilau lampu di jalan raya untuk siapa! kami tahu tuan-tuan tak akan menjawab, karena tuan-tuan
sedang meluncur ke masa silam, jadi izinkan kami mendakwa
kami tak tahan lagi mendengar dan menyaksikan mulut tuan-tuan
berbusa, nganga, dan amat hina 2005
***
3.KASIDAH BANTEN
aku datang
tetapi dari mana aku datang
aku pergi
tetapi kemana aku pergi kau sambut aku dengan kasidah
tempat berdiam segala kisah kupersembahkan padamu denting kecapi
tempat sunyi menggali diri dua tanda dua nama
bertemu dalam nestapa karena aku telah dating
kauterima cinta di ujung pedang
karena kau telah menjemput
kuterima hatimu semurni maut dua tanda dua nama
bertemu dalam nestapa jika kau dan aku adalah rumah
rumah siapakah kita
jika kau dan aku jadi penghuni
siapakah yang akan kita hadapi 2005
***

enih adalah tiga puisi Wan Anwar yang sengaja bocah reposting ulang dari situs Rumah Dunia. Wan Anwar adalah salah satu dosen FKIP di Untirta lebih tepatnya beliau mengajar di Jurusan Diksastrasia. beliau juga mantan ketua dekan FKIP Untirta yang paling vokal di Untirta dan menurut ibu Naniek Apriliani (dosen bocah yang killer abis ituh) beliau orang yang paling ngotot mau mbikin fakultas satra di Untirta. Sayangnya sampai beliau tiada pun fakultas sastra yang di idam-idamkan masih menjadi impian belaka.

bocah ketemu beliau secara langsung 2 kali, pertama kali bocah ketemu di Acara Move Jurnal yang diadain sama UMC (Untirta Movement Community). beliau jadi pembicara untuk bagian pelatihan menulis. disinilah bocah pertama kali bertemu dengan beliau. awalnya bocah ndak begitu tertarik tetapi setelah mendengar salah satu puisi yang dibacanya bocah ternganga begitu lebar. why?? karena suaranya yang Masya Allah Merdu sekali. Indah. Beautifull. Gorgeous. entah harus dengan bahasa apalagi bocah menamakan suara beliau. yang pasti saat itu juga bisa dibilang kalau Wan Anwar masih muda dan seumuran sama bocah. saat itu juga pasti bocah akan berlutut duluan dan berkata "Mr. Wan Anwar, would you marry me??". Hehehe,,,

tapi untungnya bocah masih waras dan ndak ngelakuin tindakan nekat yang mbisa mbikin malu endonesa ituh.

dari situ bocah langsung heboh kalo ngomongin Wan Anwar ke temans kampus.

Lalu kali kedua bertemu beliau itu saat bocah ngikut pelatihan Jurnalistik di Koran Lokal Radar Banten. bocah yang sudah sedikit mengenal beliau langsung sumringah aja waktu tau beliau bikan orang asing. dan yang pasti bocah bisa dengerin suaranya yang merdu itu. Beliau memang memiliki kharisma tersendiri, mulai dari anugrah suara yang begitu indah sampai sampai puisi yang indah pula. bukan, bukan hanya indah saja tapi juga tajam dan kritis.

pertemuan kedua kali itu membuat bocah tambah terus-terusan kagum dangan beliau. karena saat sedang melakukan sesi pemberian materi. beliau ingin mencontohkan puisi kilat yang dia buat secara langsung tentang seorang wanita (karena menurut beliau wanita itu simbol keindahan). celingak-celinguk beliau mencari orang dan tentu saja peserta pelatihan yang berjenis kelamin wanita. akhirnya beliau menunjuk seorang perempuan yang duduk sebelah kanan dari hadapannya. perempuan itu menggunakakn kemeja abu-abu dan celana jeans. lalu dia menatap mata perempuan itu dan berkata
"neng, kamu pake kontak lens ya??".
Perempuan itu menjawab, "iya pak".
"Warna apa??" lanjut beliau.
Perempuan itu menjawab lagi, “warna coklat pak”.
Lalu tiba-tiba beliau terdiam dan berpikir sebentar sambil manggut-manggut memegang dagu. Dan beliau pun membuat puisi berdasarkan dari perempuan itu. Dan temans, kalau temans merasa bingung kenapa bocah bisa ingat dengan detail sekali. Karena perempuan berkemeja abu-abu dan bercelana jeans itu adalah bocah yang guendeng enih. Sebegitu suenengnya bocah dibuatin puisi dadakan sama si jagonya mbikin pusi mata bocah sampai berkaca-kaca. Antara senang, terharu dan perasaan percaya ga percaya. Sayangnya, justeru bocah malah lupa sama puisinya ituh seperti apa. Sangking suenengnyah sampe lupa ternyata. Hehehe,,

Dan, bocah pun menjadi sangat kehilangan sekali saat mengetahui idola bocah meninggal dunia di tahun lalu. Bocah sangat sedih sekali dan merasa beruntung pernah bertemu dengan seseorang seperti beliau.

Satu cerita yang bocah tak pernah lupa dari beliau,,

“saya ini bukan orang berada tapi saya bisa berkeliling dunia tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Saya bisa begitu karena kata-kata. Dengan kata lain saya ini diterbangkan oleh kata-kata. Kuliah saya selesai dengan kata-kata. Dan sampai sekarang saya bisa hidup pun dengan kata-kata pula. Maka jangan takut untuk menulis, kamu bisa hidup dengan kata-kata dari tulisanmu sendiri”.


Dedicated for, Mr. Moh. Wan Anwar….

Sebuah ucapan selamat jalan yang sangat terlambat walaupun begitu pertemuan kita yang sangat singkat itu membuat saya sangat terinpirasi untuk membuat tulisan yang lebih baik dan semakin baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar